PIKIRANPOST.com– Asesmen Lapangan Akreditasi Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Ternate yang dilaksanakan selama tiga hari secara resmi ditutup oleh Rektor IAIN Ternate Dr. Radjiman Ismail.
Sebelum dilakukan penutupan yang berlangsung di lantai dua Rektorat IAIN Ternate yang dihadiri oleh para warek, dekan, dosen beserta staf itu.
Jumat (17/2) sekira pukul 9.00 Wit, tim asesor dari Lembaga Akreditasi Mandiri, Ekonomi Manajemen, Bisnis dan Akutansi (LAMEMBA) yaitu Prof Dr. Hj. Mahlia Muis dari Universitas Hasanuddin Makassar dan Dr. Maryam Mangantar dari Universitas Samratulangi Manado.
Mereka didampingi oleh Rektor Dr. Radjiman Ismail, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Dr. Abu Sanmas, Ketua Program Studi, Dr. Zainal Abidin Marasabessy dan dosen lainnya.
Mereka mendampingi tim untuk mamantau atau melihat secara langsung fasilitas sarana prasana yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Ternate. Tim pertama menuju ke ruangan laboratorium Bank Mini.
Setelah melihat fasilitas yang tengah tersedia secara lengkap , tim kemudian bergeser ke ruangan studio multi fungsi dan kemudian tim masuk ke dalam ke ruangan pelayanan akademik. Usai berkomunikasi dengan staf dan melihat secara langsung kelengkapan di dalam ruangan.
Tim asesmen Prof Dr. Hj. Mahlia Muis dalam sambutannya mengatakan kehadiran dirinya bersama rekannya adalah dengan niat baik untuk membantu melihat bagaimana pengelolaan Program Studi Perbankan Syariah dengan baik.
“Apa yang dirasakan kelemahan itu diperbaiki dan apa yang dirasakan sebagai kekuatan itu diperkuat lagi,”kata dia.
Profesor asal Hasanuddin Makassar itu menuturkan, bahwa, selama beberapa hari, mereka sudah membaca laporan evaluasi diri dan mendapat sudah mendapat gambaran setengah dari apa yang dikerjakan oleh program studi tersebut.
Lebih lanjut kata dia, dan dari hasil wawancara dengan yuser, dosen, pengelola, pimpinan, kemudian melihat fasilitas sarana prasana dan menurut dia, gambar mereka sudah semakin jelas.
Hanya saja, menurut dia, masih ada kekurangan yang perlu terus dipacu misalnya, penelitian, PKM, membangun mitra kerja sama, kepangkatan”Penelitian dosen terutama yang terindeks skopus dan terakreditasi nasional sinta itu perlu ditingkatkan,”harap dia.
Ia juga menyarankan agar dapat membuka kelas kerja sama dengan mitra yang sudah ada dan kerja sama itu bisa menjadi sumber pendanaan dan kemudian membuka penelitian dengan pemerintah daerah, BSI dan lainnya.
“Program studi dan fakultas juga mendorong dosen-dosennya, jangan membiarkan mereka tidur. Kemudian dosen yang punya joinriset, berprestasi di tingkat nasional dan internasional terus dipacu. Dosen jangan terlalu mengajar tetapi fokus pada penelian saja, karena ini akan memberikan nilai tambah bagi program studi,”tandas dia.
Seraya menyinggung soal dosen yang mengajar ke mahasiswa SI dengan memperoleh tambahan penghasilan sekali tatap muka peroleh Rp 750 ribu. Menurut dia, dosen yang mengajar ke mahasiswa SI tersebut, tidak diatur dalam aturan, karena dosen yang mengajar ke mahasiswa SI itu adalah sebagai bentuk pengabdian terkecuali S2 dan S3 baru mereka bisa mendapat tambahan.
“Kalau di Unhas itu tidak dibayar karena itu kewajiban untuk SI itu, kalau S2 dan S3 iya. Di sini luar bias dengan Rp 750 ribu itu, bertatap muka ya, kalau dana ini bisa dialihkan ke penelitian dan PKM itu akan lebih memberikan dampak bagi program studi yang signifikan,”harap dia.
Rektor IAIN Ternate Dr. Radjiman Ismail dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada asesor yang telah berada di kampus selama tiga untuk malaksanakan tugasnya.
Tentu, sambung dia, banyak sekali hal yang telah diverifikasi dan memberikan masukan-masukan positif ke arah pengembangan kampus,”Ini catatan dan pekerjaan rumah bagi kami selaku pimpinan,”kata dia
Yang pertama lanjut dia, adalah membangun mitra kerja bersama lembaga lainnya baik dalam aspek pembiayaan bahkan sampai melakukan kolaborasi penelitian, PKM. Ia mengakui bahwa, ini menjadi sebuah tantangan bagi dirinya sejak dilantik menjabat sebagai rektor.
“Saya melihat data dosen terkait SDM, terutama pada peningkatan kenaikan pangkat dan rata-rata sudah di atas lima tahun tidak pernah naik-naik pangkat,”jelas dia.
Masalah keterlambatan kenaikan pangkat tersebut, kata dia, masalahnya hanya satu yaitu publikasi”Kami sudah memberi motivasi dan mendorong agar setiap semester dosen punya publikasi baik ditingkat nasional maupun internasional,”tandas dia.
Hanya saja lanjut mantan Dekan FTIK, bahwa, para dosen sudah merasa nyaman dengan apa yang mereka peroleh sehingga tidak lagi mau mengembangkan diri. Apalagi, dari aspek kesejahteraan, dari Kementerian Agama Republik Indoensia sangat memberikan jaminan tersebut.
“Kesejahteraan itu harus dibarengi dengan kerja-kerja dalam rangka untuk pengembangan kampus ini. Nah Ini saya kira kesadarannya ini perlu kami bangun terus menerus memberikan motivasi dalam rangka pengembangan kampus,”harap dia. Seraya berharap komunikasi antara civitas IAIN Ternate dan tim asesor terus terbangun.(*)
Penulis : End
Editor. : S.S.Suhara