Mutu Pendidikan Kota Ternate Menukik, Begini Penjelasan Kadis Pendidikan

Kadis Pendidikan Kota Ternate

PIKIRANPOST.com– Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara sejauh ini terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan di kota Ternate.

Diketahui, sebelumnya, data dari Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi serta Lembaga Penjamin Mutu, menempatkan Kota Ternate dalam peringkat ketiga di bawah Kota Tidore Kepulauan (Tikep) dan Halmahera Barat (Halbar).

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kota Ternate, Muslim Gani, kepada pikiranpost.com, mengatakan, assessment  nasional kaitan dengan mutu pendidikan, bukan bertujuan untuk mengetahui peringkat pendidikan daerah ini masuk urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

Tetapi tujuannya, lanjut Muslim, ialah melihat bagaimana numerasi, literasi, dan karakter anak didik. Dimana, dari ketiga poin tersebut, dibuatlah assessment nasional berdasarkan raport pendidikan. Kemudian dari situ, munculah perencanaan berbasis data lewat raport pendidikan.

“Sehingga, keliru ketika orang mengatakan bahwa assessment nasional untuk membuat urutan kabupaten kota mana yang menempati mutu pendidikan dengan posisi peringkat tertentu,” ucapnya, Jum’at (9/6) kemarin.

“Jadi program pemerintah pusat lewat merdeka belajar jelasnya dalam rangka upaya peningkatan mutu pendidikan, pertama implementasi kurikulum merdeka, kedua sekolah penggerak, ketiga perencanaan berbasis data,” tambahnya.

Untuk itu, jelas Muslim, dalam peningkatan pendidikan kota Ternate, ada delapan standar pendidikan yang itu dilakukan oleh sekolah, mulai dari standar kelulusan, sampai dengan standar pembiayaan.

Oleh karena itu, jelas Muslim, Dinas Pendidikan memotivasi sekolah membuat penguatan-penguatan, sehingga delapan standar pendidikan dapat tercapai.

“Saya mau sampaikan, bahwa sekolah penggerak di kota Ternate yang awalnya baru ada 2 di SD dan 2 di SMP sekarang sudah berkembang. Awalnya guru penggerak hanya 4, itu sekarang sudah meningkat jadi 30an sekian,”bebernya.

Muslim berharap, kedepan semua guru, yang umurnya di bawah 50 tahun dapat mengikuti tes guru penggerak. Karena guru penggerak ialah upaya pemerintah bagaimana bisa meningkatkan mutu pendidikan.

“Karena kunci keberhasilan pendidikan itu berada pada guru. Sehingga, kita melakukan bimtek kepada guru-guru yang umur dibawah 50 tahun untuk merespon program pemerintah pusat,” pungkasnya.

Penulis :  Ihdal Umam
Editor   : S. S Suhara

banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *