Ketua Komite Sepakbola Askot PSSI Kota Ternate Ikbal Alhadar
PIKIRANPOST.COM– Polemik seputar gagalnya tim sepakbola Maluku Utara mengikuti Pra PON Papua tahun 2023, karena diduga ketidakseriusan kepengurusan ASPROV PSSI Maluku Utara terus disorot.
Kali ini, Ketua Komite Sepakbola Askot PSSI Kota Ternate Ikbal Alhadar angkat bicara. Dia menyebut, apa yang dipaparkan oleh Wakil Ketua Umum ASPROV PSSI Malut, Hasyim Abdulkarim di media online yang menyudutkan dirinya (Ikbal Alhadar) adalah untuk menutupi ketidakmampuan mereka dalam mengelola organisasi terutama ASPROV PSSI Maluku Utara.
“Jadi ada seorang wartawan wawancarai saya terkait gagalnya kebarangkatan tim sepakbola pra pon Maluku utara di Papua, kemudian ada tanggapan balik Hasyim Abdulkarim ( disapa bang Cimot ) salah satu wakil ketua Asprov terhadap berita yang sebelumnya, soal tanggapan dan klarifikasi terhadap apa yang saya ( Ikbal Alhadar) sampaikan. Bukan Cimot harus menjelaskan sebab dan kendala kenapa tim sepakbola pra pon Maluku Utara batal brangkat, bukan malah menuding saya dan melecehkan, mengkucilkan saya dengan kata-kata bilang Ikbal Alhadar bicara ngaur, sembarang dan piciklah,”kata Ikbal dengan nada kesal, Minggu (29/10/2023)
Lebih lanjut kata dia, selain kata-kata itu, dia juga bahkan menyebut dirinya (Ikbal Alhadad) hanya seorang Capten saja dan hanya tahu bermain bola saja. Karena tidak punya pengalaman dan tidak pernah berada di organisasi besar.
“Nah timbul pertanyaan saya ke dia (Cimot red) kalau dia benar-benar orang berorganisasi besar dan punya pengalaman dalam organisasi saya tidak akan dikucilkan dengan kata-kata mengejek kan bagitu logikanya. Tapi sikap Cimot yang mengatakan saya ( Ikbal Alhadar) picik tidak pernah berada di organisasi besar maka saya menganggap bahwa cimot orangnya tidak tahu berorganisasi dan tidak paham menejemen organisasi,”kata dia.
Dia bahkan menyebutkan, Wakil Ketua Umum ASPROV PSSI Malut, Hasyim Abdulkarim hanya mulut besar hasilnya nihil besar. Faktanya, tim sepakbola gagal berangkat ke Papua itu menunjukan bahwa pengurus Asprov di ketua oleh Edy Langkara dan wakil ketua Hasyim alias cimot dan pengurusnya tidak mampu melakukan inovasi dan memenej organisasi Asprov PSSI.
“Itu berarti menunjukan bahwa pengurus Asprov bukan orang-orang yang punya keahlian di sepakbola makanya hancur. Ketika menempatkan seseorang bukan pada ahlinya maka akan tunggu kehancuran. Apalagi kita ketahui bersama bahwa ketua Asprov kan orang politik partai golkar, begitu juga Cimot orang politik dari Golkar dan aktivis juga dan pengurus yang lain sebagian juga sama. Olehnya itu jangan jadikan organisasi bola ini sebagai gerbok jalan politik,”papar dia.
Nama Ikbal Alhadad sendiri tak asing lagi di telinga publik Maluku Utara karena dia adalah mantan pemain Persiter 15 tahun dan Capten 10 tahun dan pernah membawa nama baik dan mengharumkan daerah Maluku Utara pada umumnya dan Ternate pada khusus. Yakni Final Suratin Cup 1984 kemudian meloloskan Persiter dari Devisi II ke Devisi I THN 1995 di Kota Bogor.
Selanjutnya memperkuat Persiter dua kali kompetisi Devis I THN 1996 di Kediri dan tahun 1997 di Jogjakart, kemudian pernah memperkuat tim Pra PON Maluku tahun 1988 di Manado Sulawesi Utara dengan 4 orang pemain yaitu masing-masing 1. Alm Wahidin Husain 2. Malik Zamrun 3. Ikbal Alhadar 4. Yamin Lampa dan 5. M.Nur Panduko. Dan sosok Ikbal Alhadar melanglang buana keliling Indonesia dengan tim kesayangan masyarakat Maluku Utara umumnya dan Ternate khusunya Persiter Ternate.
“Dan tidak sebatas itu saja apa yang di katakan Hasyim kepada saya ( Ikbal Alhadar) tidak pernah berada di organisasi besar. Supaya kamu (Cimot) ngomong (mulut red) besar dan hasilnya nol besar asal bicara dan tidak tahu komunikasi. Saya Ikbal Alhadar pengurus Pengda PSSI 2 periode di bawah kemimpinan Ikbal Ruray dan Sekumnya Mourice Tuguis ( Ko Did ) dan sampai saat ini saya Ikbal Alhadar pengurus Askot PSSI kota Ternate jabatannya Komite Sepakbola sudah masuk periode ke 2 di bawah nahkoda ketua Askot Muhdin Taha sekumnya Ongen priode pertama dan priode ke kedua sekum Halik Jokrora dan pengurus Askot PSSI kota Ternate di huni oleh mantan-mantan pemain persiter,”beber dia.
Dia bilang, Askot PSSI Kota Ternate punya invasi telah banyak melaksanakan program-program mulai dari kursus pelatih lisensi D.C, bahkan mendorong pelatih-pelatih dari C ke B bahkan ke lisensi A serta melaksanakan kursus wasit C 3.C 2.
Selain itu juga melaksanakan kursus Metscom kemudian komposisi TPL antar club’ dan banyak hal yang Askot lakukan demi untuk pengembangan sepakbola di Ternate dan demi pengembangan hobi dan bakat potensi anak SSB mulai dari usia dini sampai pada usia senior.
“Karena pengurus Askot memang punya keahlian di sepakbola jadi wajar kalau organisasi berkembang, kalau Hasyim punya basic keahlian organisasi besar dan partai politik itu tepat untuk Cimot. Namun, yang tidak cocok itu masuk di Asprov di wilayah bola yang bukan keahliannya. Jadi lebih elegan kalau Wakil Ketua Asprov Hasym dan Ketua Edi Langkara dan pengurus yang lain mundur lebih terhormat dari pada dimundurkan dengan tidak terhormat,”pesan dia.
Namun sebelum itu dia menjelaskan, Asprov sudah harus melaksanakan program PSSI terkait dengan kompetisi liga 3 zona Maluku Utara kemudian kompetisi Suratin CUp U 17. U 15 dan U 13. Pasal, menurut dia, agenda PSSI ini tidak boleh di abaikan, jika sampai Asprov tidak melaksanakan program agenda PSSI maka PSSI akan memberikan sanksi terhadap Asprov.
“Jangan tiba saat tiba akal, air sudah diujung hidung baru Asprov melayangkan surat ke Askot/Askab untuk ikut kompetisi. Seharusnya jauh sebelum itu, Asprov sudah layangkan surat untuk Askot/Askab mempersiapkan tim liga 3 suratin U 17.15 dan 13 dengan dasar surat itu Askot dan Askab sampaikan kepada club’ dibawah naungan Askot dan Askab untuk persiapan tim mengikuti agenda rutin PSSI yang sudah di jadwalkan,”papar dia.
Namun, lanjut dia, sampai saat tidak ada tanda-tanda pengurus Asprov untuk melaksanakan kompetisi yang dimaksud sesuai agenda nasional PSSI yang sudah ditetapkan tahun dan bulan pelaksanaan.
“Di sisi yang lain tiba waktunya Asprov tidak laksanakan perintah induk sepakbola PSSI maka sudah sepatut Askot dan Askab bikin mosi tidak percaya terhadap pengurus Asprov ke PSSI untuk melaksanakan Musdalub.
Sementara Asprov kata dia, adalah perpanjangan tangan dari induk sepakbola PSSI pusat di daerah untuk melaksanakan program dan agenda yang sudah ditetapkan oleh PSSI.
“Jadi wajar kalau saya mengkritisi pengurus Asprov dan harus terima dong jangan kalian menganggap kalian sudah benar jalankan organisasi tetapi pandangan orang lain belum tentu itu benar, sehingga kalau tidak mau di kritisi jangan jadi pengurus. Jadi kalau Wakil Ketua Haysim bicara tentang sepakbola dengan saya (Ikbal Alhadar) perbedaan jauh antara bumi dengan langit. Pegang bola saja fals, gimana mau bicara bola,”pungkas dia.(*)