Maraknya Aktivitas Bom Ikan Di Perairan Halbar, Pemda Diminta Harus menemukan Model Untuk Hentikan Aktivitas Bom

Tamin Hi.Ilan Abanun, mantan anggota DPRD Halbar 

PIKIRANPOST.COM–Maraknya Aktivitas BOM Ikan di perairan wilayah Halmahera Barat Pemerintah Daerah (Pemda) diminta harus menemukan model pengembangan masyarakat nelayan yang pas untuk menghentikannya aktivitas bom ikan tersebut. Minggu 31 Maret 2024.

Hal itu disampaikan oleh Tamin Hi.Ilan Abanun, kepada Pikiran post melalui pesan Whatsapnya mengatakan, bahwa Aktivitas Bom ikan adalah sebuah tindakan yang tidak dibenarkan karena selain merusak biota laut, juga merupakan sebuah pelanggaran hukum, oleh karena itu siapapun masyarakat nelayan yang berani melakukan hal tersebut harus ditindak oleh pihak berwenang.

“Saya rasa kita semua pasti sepakat akan hal ini. tetapi terlepas dari itu, saya mencoba melihat dari sisi yang lain, sebab seburuk buruknya tindakan mereka, tapi mereka adalah masyarakat yang mesti diarahkan, didukung dan diperhatikan,” katanya.

Tamin menambahkan, kita tidak bisa langsung memfonis dan menghukum mereka, apalagi sebagai Pemda yang memiliki tugas dan fungsi mengayomi.

“Oleh Karena itu saya memulai dengan sebuah pertanyaan, mengapa aktifitas bom ikan ini harus dilakukan oleh sekelompok org (masyarakat nelayan), padahal mereka tahu bahwa aktifitas tersebut beresiko hukum buat mereka,” tukasnya.

Lanjut kata Tamin, Bagaimana peran yang harus dijalankan oleh Pemda dalam kerangka pembangunan kawasan yang berbasis sumber daya pesisir dan kelautan.

“Apakah Pemda Halbar suda memposisikan diri sebagai sentra utama pengembangan kawasan teluk Jailolo, Sidangoli dan sekitarnya..? dan apakah Peran Pemda Halbar suda menjadikan teluk Jailolo, Sidangoli dan sekitarnya sebagai etalase kelautan? bila sudah, bagaimana proses pembinaan Pemda terhadap masyarakat nelayan,” imbuhnya.

Tamin menjelaskan, bahwa hal ini perlu dipertanyakan sebab masih ada masyarakat nelayan yang berani mengambil jalan pintas berburu ikan dg menggunakan Bom? Meskipun demikian, Pemda tidak bisa tinggal diam karena boleh jadi, mereka para nelayan yang memilih menangkap ikan dengan menggunakan bom Karena mereka tidak memiliki alat tangkap yang baik dan tidak ada bodi dan mesin atau lainnya.

“Oleh karena itu dalam rangka bagaimana Pemda melakukan percepatan pengurangan kemiskinan pada masyarakat nelayan, Pemda harus ada master plan yang disusun dari hasil survei lapangan dan studi ilmiah untuk pengembangan ekonomi kelautan dan pengembangan masyarakat pesisir,” cetusnya.

Diketahui bahwa sumber daya ikan di Kabupaten Halbar berada pada lima perairan, yaitu teluk Jailolo dan sekitarnya, Jalsel, Sahu/Susupu, Ibu dan Loloda. namun Tamin Bilang, aktifitas Bom Ikan paling marak, sering terjadi di dua perairan yaitu Jailolo dan Jailolo Selatan.

Tamin menambahkan, tak dapat dipungkiri bahwa karakter nelayan itu sangat berbeda dengan petani. nelayan adalah masyarakat tipe berburu dan meramu. mereka sulit jika diajak bekerja seperti petani. Nelayan akan lebih muda diajak bekerja jika semua kebutuhannya suda disiapkan dan disediakan.

Oleh karena itu lanjut Tamin, itu dalam hal mengurus nelayan, Pemda dipastikan terkuras banyak sumber daya, baik waktu, pikiran, tenaga maupun keuangan. namun Pemda tidak bisa berkelit Karena suda menjadi bagian dari tugasnya untuk mensejahterakan rakyat di daerah.

“Pemda harus memutar otak memikirkan bahwa apa yg menjadi penyebab sehingga sebagian masyarakat nelayan lebih suka menggunakan bom daripada alat tangkap seperti alat pancing, pukat dan lainnya.untuk menangkap ikan,” ujarnya.

“Sudahkah Pemda turun ke bawah menemui masyarakat nelayan dan bertanya apa kesulitan mereka dalam setiap melakukan aktivitas melaut?,” sambungnya.

Sebab, lanjut Tamin, yang dihadapi masyarakat nelayan itu sangat beragam yang tidak mungkin mereka berpikir sendiri mencari solusinya. mereka para nelayan sangat terbebani untuk mengadakan minyak tanah, merawat mesin, dan menyediakan uang tunai yang lebih besar untuk bekal menangkap ikan. yang jelas mereka sangat pusing. nah tugas Pemda hadir untuk memberikan solusi yang komprehensif untuk menggulirkan roda ekonomi nelayan dan memotivasi mereka untuk lebih produktif sehingga mereka tidak gampang mengambil jalan pintas dalam berburu ikan.

Tamin menuturkan, untuk mengangkat ekonomi nelayan dan petani ikan, dalam banyak kasus di Daerah lain, Pemda setempat tidak hanya memberikan kemudahan berupa pemberian mesin, body beserta alat tangkap saja, tapi juga mereka memiliki sistem pembinaan berupa pemberian bantuan langsung maupun tidak langsung.

” Pemberian sarana produksi secara cuma cuma sebagai stimulan untuk memotivasi nelayan, pemberian kredit dengan tingkat bunga yang sangat rendah dan lainnya,” ujarnya.

Tamin mengatakan, sudahkah Pemda Halbar melakukan hal serupa untuk masyarakat nelayan di Halbar?.

Sebab kata dia, permasalahan yan berbeda, di Halbar, sebagian masyarakat nelayan memilih berburu ikan dengan Bom. Apakah mereka tidak ada alat tangkap yang modern sehingga tidak leluasa dalam menangkap ikan, sehingga lebih memilih membom ikan, agar cepat menghasilkan ikan yang banyak. daripada suda pengadaan minyak tanah dan mengeluarkan ongkos tapi karena hanya memiliki alat tangkap yang tidak memadai jadi tidak menghasilkan apa apa. malahan rugi waktu dan ongkos.

“Ataukah ada alasan lain, Ini yg harus diidentifikasi oleh Pemda Halbar, agar bisa memberikan solusi yang komprehensif untuk masyarakat nelayan yang gemar memburu ikan dengan Bom,” sambungnya.

Tamin mengaku, Banyak sekali model pengembangan masyarakat nelayan yang diterapkan di Daerah-Daerah dalam rangka untuk mensejahterakan masyarakat nelayan, coba Pemda Halbar studi banding ke sana atau bisa saja ke Jakarta dan bertanya ke Manajemen Usaha Taksi Blubird.dimana para sopir taksi tinggal membawa taksi, bensin sudah penuh, mobil sudah bersih, demikian juga pulangnya mereka tinggal menyetor uang.

“Pendapatan mereka ditentukan oleh seberapa besar setoran mereka. model ini mungkin bisa diadaptasi untuk pengembangan nelayan di Halbar,” ujarnya

Tamin menyatakan, bahwa tinggal nama usahanya di ganti, dari manajemen usaha Taksi Blubird, bisa di rubah menjadi Manajemen Usaha Taksi Mina Bahari atau apalah terserah selera Pemda Halbar.

“Dan saya yakin bila Pemda Halbar berani menerapkan model ini, aktifitas Bom Ikan akan dapat dihentikan dan tidak akan ada lagi kasus serupa dikemudian hari.

Terakhir kata Tamin, Model pengembangan ini telah di adaptasi oleh beberapa Daerah di Indonesia termasuk Gorontalo pada zaman Gubernur Fadel Muhammad. Semoga pas dan cocok juga untuk pengembangan masyarakat nelayan di Halbar.tutupnya.(*)

Penulis : Riski

Editor.   : S.S.Suhara

banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *