DALAM dua pekan ini Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Maluku Utara menyelenggarakan agenda yang sangat menarik yakni diskusi buku. Diskusi yang pertama dilaksanakan pada 18 Oktober 2025 dengan judul buku “Atas Nama Kata” yang dibedah oleh dua orang Narasumber yaitu A. Malik Ibrahim dan Ismit Alkatiri.
Buku Atas Nama Kata ini merupakan kumpulan tulisan atau bunga rampai dari berbagai penulis dan rata-rata penulisnya adalah generasi z.
Selanjutnya, pada 25 Oktober 2025 ICMI kembali melaksanakan kegiatan bedah buku dengan judul yang berbeda “Peran Cendekiawan Muslim dalam Transformasi Dakwah, Etika dan Transformasi Sosial di Era Digital. ” Buku ini dibedah oleh Gufran Ali Ibrahim dan Abdur Rauf Wajo.
Buku berjudul Peran Cendekiawan Muslim ini juga hasil karya dari penulis muda Maluku Utara yang mencoba membincangkan tentang peran cendekiawan Muslim dalam menyelesaikan berbagai macam problematika umat dan bangsa bilkhusus problem sosial yang terjadi di Maluku Utara.
Diskusi dan bedah buku yang menghadirkan narasumber sebagai pembedah buku sangat berkompeten di bidangnya masing-masing. Setelah para narasumber membedah buku terjadi dialog publik yang cukup alot. Para peserta diskusi publik ada yang mengapresiasi atas lahirnya dua karya apik dan monumental tetapi ada juga yang memberikan catatan kritis. Dan dalam kesempatan dua sesi diskusi tersebut penulis juga hadir dan memberikan beberapa catatan konstruktif.
Terkait buku yang pertama, karena hampir seluruh penulis adalah pemula maka tentu masih ditemukan berbagai kekurangan mulai dari penulisan typo-typo, diksi, dasar teori dan sebagainya di samping banyak kelebihannya sebab semangat (ghirah) menulisnya hidup dan dapat melahirkan karya buku. Pada titik ini perlu diapresiasi dengan lahirnya buku Atas Nama Kata ini.
Selanjutnya, terkait buku kedua Peran Cendekiawan Muslim juga kerap kali para pembedah dan audiens memberikan catatan kritisnya seperti pada diskusi buku pertama. Dan menurut hemat penulis diskusi tahap dua lebih mendalam sebab para penulisnya adalah sudah punya rekam jejak yang panjang dalam dunia kepenulisan. Tetapi, yang namanya karya manusia pasti ada kekurangan di samping terdapat juga banyak kelebihannya. Sebab, yang sempurna hanyalah Kitab Suci Al-Qur’an.
Berpijak dari beberapa pandangan di atas penulis memberikan catatan kritis bahwa diskusi buku harus tetap dihidupkan di tengah kegelapan literasi di Maluku Utara. Dan penulis melihat nyala literasi itu sudah mulai di hidupkan oleh ICMI Maluku Utara. Padahal jika kita jujur bahwa tugas literasi tidak hanya ICMI tetapi pemegang kendali adalah lembaga Perguruan Tinggi yang ada di Maluku Utara.
Namun, ICMI berikhtiar mengambil peran krusial untuk dapat mengakomodasi menerbitkan buku-buku karya anak-anak muda Maluku Utara. Kita berharap bahwa diskusi dan bedah buku tidak mati namun tetap hidup agar literasi di Maluku Utara tetap hidup di tengah kepungan digitalisasi dan budaya hidup pragmatis.
Lebih jauh, kampus-kampus yang ada di Maluku Utara harus mengambil bagian untuk dapat menghidupkan kembali tidak hanya budaya membaca dan berdiskusi tetapi juga budaya menulis. Sehingga mahasiswa tidak hanya terbiasa berbicara tetapi dapat mengejawantahkan gagasannya dalam tulisan baik itu skripsi, jurnal maupun karya berupa buku.
Pemerintah daerah juga harus mengambil peran untuk menghidupkan literasi di Maluku Utara. Sebab, indeks literasi budaya, membaca dan literasi digital Maluku Utara masih rendah. Pemerintah daerah harus mampu memfasilitasi anak-anak muda menerbitkan karyanya menjadi buku. Dengan cara memberikan bantuan dana penerbitan buku. Karena bagi mahasiswa biaya satu juta rupiah menerbitkan buku itu sudah terbilang besar. Dengan suntikan dana pemerintah ini dapat memantik semangat anak-anak muda menerbitkan karya mereka.
Tentu kita berharap di masa depan melalui literasi yang terus dinyalakan, Maluku Utara tidak hanya memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah tetapi juga dapat memanen para cendekiawan muda yang dapat menjadi obor penerang dan pembawa kemajuan Maluku Utara. Semoga! .(*)






