11 Tahun Tinggal di Gubuk dan Tidak Makan Tiga Hari, Kakek Jafar Butuh Sentuhan Pemerintah

Butuh perhatian. Gubuk berdinding bambu, tempat tinggal sang kakek Jafar

PIKIRANPOST.COM– Menjalani kehidupan masa tua dengan tempat tinggal layak dan tenang adalah impian semua orang.
Namun berbeda dengan kakek jafar, pria berusia 60 tahun ini hidup sebatang kara di salah satu rumah gubuk di hutan.

Gubuk yang ditempatinya berada di kompleks Tojo Kelurahan Rum Balibunga Kota Tidore Kepulauan, Maluku utara. Akses menuju ke gubuknya itu harus melewati kebun milik warga setempat atau jarak dari pemukiman warga menuju ke rumahnya sekitar 1 kilometer.

Diketahui kakek jafar menempati gubuknya itu sudah 11 tahun lamanya. Untuk bertahan hidup kakek jafar mengaku hanya bisa mengandalkan hasil bumi dan pemberian makanan dari masyarakat setempat.

“Cari biji pala jual, tapi ada juga yang datang antar makanan,” katanya, Kamis (26/10/2023).

Kakek jafar mengaku gubuk yang ia tempati menggunakan penerangan seadanya, karena tidak ada listrik dan juga air bersih.

Bila malam tiba dirinya selalu merasa kedinginan, lantaran gubuk yang ditempatinya banyak berlubang, karena dibangun apa adanya.”Kalau malam dingin, mau bagimana lagi, tapi ada selimut,” kata kakek jafar.

Ditanya keberadaan anak dan keluarganya, kakek jafar hanya terdiam sembari berkata, keluarganya berada di Bacan Halmahera Selatan.

“Mereka (anak-anak red) ada di Bacan, sudah kawin semua jadi tidak bisa ikut sama-sama lagi,”ceritanya singkat

Padahal Pemerintah Kota Tidore Kepulauan saat ini gencar melakukan pengentasan kemiskinan ekstrem. Namun, pria berusia 60 tahun ini luput dari perhatian pemerintah Kota Tidore Kepulauan.

Sang kakek pernah tak makan selama tiga hari. Dia menceritakan pernah tidak makan selama tiga hari, alasan tak makan selama tiga hari lantaran menunggu hasil bumi (pala) yang dikirim ke orang yang ia kenal untuk dijual, guna membeli makanan.

“Pernah tidak makan tiga hari, sampai-sampai badan ini gemetar,” ceritanya.

Tidak hanya soal makanan, ia juga menceritakan tak bisa tidur di waktu malam apabila hujan disertai angin kencang, lantaran kondisi gubuknya sudah tidak mendukung lagi.

“Kalau malam hujan disertai angin kecang tidak bisa tidur, kadang berdiri di tempat yang tidak kena air hujan sampai pagi,”terangnya.

Rumah gubuk berdindingkan bambu dan beratapkan rumbia, serta berlantai tanah itu nampak sangat kumuh. Dengan usia itu sang kakek tak lagi bisa berbuat banyak untuk membangun rumah layak seperti kebanyakan rumah lainnya. Dia hanya berharap ada sentuhan dari pemerintah daerah untuk, setidaknya dapat membangun rumah yang layak ditinggali.(*)

Penulis : Anto Daut
Editor. : S.S.Suhara

banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *