PIKIRANPOST.COM– Fakultas Syari’ah IAIN Ternate, Maluku Utara, kembali menggelar kuliah tamu internasional.
Pelaksanaan kuliah tamu Internasional kali ini dilakukan secara daring dengan menghadirkan Dekan Fakulti Keilmuan Islam Universiti Islam Melaka (Unimel), Malaysia, Dr Rahisam bin Ramli sebagai pembicara, sementara yang sebagai moderator adalah dosen fakultas Syari’ah IAIN Ternate, Dr Fatum Abubakar, M.Ag.
Kuliah tamu bertajuk The Role of Good Governance of Waqf and Zakat in Achieving The Sustainable Development Goals (Peran tata kelola wakaf dan zakat yang baik dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan), tersebut berlangsung di laboratorium fakultas Syari’ah IAIN Ternate pada Rabu (24/7/2024) pagi.
Dekan fakultas Syari’ah IAIN Ternate, Prof Dr H Jubair Situmorang, M.Ag dalam sambutannya mengatakan kuliah tamu internasional yang dilaksanakan fakultas Syari’ah merupakan bagian dari kelanjutan rintisan kerja sama yang dilakukan fakultas Syari’ah dengan Universiti Islam Melaka (Unimel), Malaysia.
Dia menyampaikan bahwa selain kuliah tamu internasional yang menjadi kesepakatan dalam kerja sama yang telah terjalin. Selain itu, lanjut dia, sejumlah kegiatan yang disepakati untuk menghadirkan manfaat bagi IAIN Ternate dan Universiti Islam Melaka (Unimel), Malaysia.
“Seperti penelitian kolaboratif yang dilaksankan oleh dosen fakultas Syari’ah IAIN Ternate dengan dosen-dosen di Universiti Islam Melaka (Unimel), Malaysia, serta mengikutsertakan mahasiswa untuk studi beberapa semester di Unimel,” terangnya.
“Hal ini kami lakukan, agar mahasiswa fakultas Syari’ah juga diapresiasi oleh Universiti Islam Melaka (Unimel), Malaysia, seperti gelar akademik,” tambahnya.
Terkait tema kuliah tamu, mantan wakil rektor bidang administrasi dan keuangan IAIN Ternate itu bilang, zakat dan wakaf merupakan tema yang sangat menarik dan terus mendapat perhatian untuk diperbincangkan pada setiap lembaga pendidikan Islam.
Selain itu, ia menilai wakaf dan zakat juga diperintahkan oleh Allah kepada umat Islam yang tergambar dalam kitab suci al-Qur’an sebagai langkah untuk mengentaskan kemiskinan. Sehingga, lanjut dia, diskusi soal wakaf dan zakat bukan hanya menambah pengetahuan, melainkan ingin mengetahui perihal bagaimana negara mengelola zakat untuk pembangunan berkelanjutan pada setiap negara yang mayoritas berpenduduk muslim.
“Dari kuliah tamu soal wakaf dan zakat ini, nantinya kita disuguhkan informasi-informasi terbaru terkait bagaimana pengelolaan potensi zakat di Malaysia, maupun di negara-negara Islam lainnya,” katanya
Dia menjelaskan, dengan pengelolaan zakat yang baik, praktis menghadirkan dampak positif terhadap pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), pada setiap negara-negara Islam.
Karena zakat, kata dia, berpotensi membangun masa depan tanpa memberikan beban kepada generasi penerus bangsa. Sebab, pengelolaan zakat secara baik oleh setiap negara memberi corak negara tanpa kemiskinan (No Peverty).
“Yang pasti bahwa prinsip-prinsip dalam SDGs itu seperti No Poverty (tanpa kemiskinan), Zero Hunger (tanpa kelaparan), kemudian Good Helath and Well-Being (Kesehatan dan Kesejahteraan yang baik), lalu Quality Education (Pendidikan yang berkulitas), serta Gender Equality dan Grand Water and Sanitation atau air bersih dan sanitasi yang layak,” jelasnya.
Menurut dia, jika pengelolaan wakaf dan zakat secara profesional, praktis memberi manfaat yang sangat banyak, serta menghadirkan jaminan dalam pembangunan berkelanjutan pada setiap negara dengan mayoritas berpenduduk muslim.
“Jadi, dapat dipastikan bahwa 75 persen potensi zakat bisa memberi peran untuk mengatasi segala macam masalah; baik itu kemiskinan, kesehatan, pendidikan, maupun lingkungan,” terangnya.
“Karena itu, melalui kuliah tamu internasional kali ini kita berharap mendapat informasi-informasi penting dan tercerahkan,” pungkasnya.(*)
Penulis : HMS
Editor. : S.S.Suhara