Kadis Pertanian Maluku Utara Jainul Sadik
PIKIRANPOST.COM – Luas lahan sawah atau luasan panen padi pada tahun 2023 dari Januari hingga Desember mengalami peningkatan 7.709 hektar dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 1.293 hektar atau 20,15 persen.
Hal itu dikemukakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara (Malut) dalam rilis resminya pada Jum’at (1/3) kemarin
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian Malut, Jainul Sadik kepada pikiranpost.com, Senin (4/3) mengatakan luasan lahan sawah adalah berbicara tentang hilirisasi, sehingga semua sektor komoditi seperti beras, jagung, dan lain-lain akan dimaksimalkan kedepannya.
Untuk itu, Jainul menyampaikan, Dinas Pertanian (Distan) di Pemerintah Kabupaten Kota untuk memasukkan usulan Calon Petani Dan Calon Lokasi (CPCL) harus berbasis kebutuhan.
“Jangan sampai memaksakan karena mengejar syarat di sana (pusat) harus ada peningkatan luas lahan sawah untuk peningkatan produksi beras, kemudian data calon petani dan luasan lahan itu dikasih semrawut ke kita (Pemprov),” bebernya disela agenda Musrenbangtan dengan Distan Kota Ternate.
Menurutnya, itu akan berakibat fatal, persis seperti kejadian pada komoditi jagung tahun 2021 yang menjadi pelajaran bagi provinsi Malut. Jainul berpesan CPCL harus benar-benar real (nyata) di lapangan.
“Jadi jangan sampai teman-teman kabupaten kota kasih angka CPCL yang signifikan hanya untuk mengejar itu,” imbuhnya.
“Karena sudah ada rilis dari BPS, itu warning saja supaya jangan sama sekali usulannya berdasarkan keinginan, tetapi benar-benar kebutuhan di bawah (petani),” sambungnya
Jainul mengutarakan, daya pikul (kebutuhan) pertanian yang harus diperhitungkan karena kalau nanti diprogramkan di pusat, akan bisa bersinergi dengan apa yang direncanakan Maluku Utara.
“Karena tadi saya meminta ke Bappeda untuk benar-benar bisa memperhatikan ini, sampai pada tingkat kabupaten Sula dengan keluhan perawatan alsinta (alat dan mesin pertanian) itu, saya minta kalau bisa disubsidi dari APBD, ini semata-mata untuk kepentingan kesejahteraan petani,” terangnya
“Selama ini, jika itu diabaikan maka jangan tong (kita) harapkan petani sejahtera. Nanti ujung-ujungnya juga bicara soal harga dan sebagainya,” tutupnya.(*)
Penulis : Ihdal Umam
Editor : S.S Suhara