Dampak Kerusakan yang ditemukan di dasar Laut
PIKIRANPOST.COM- Tommy (38) salah satu penyelam Profesional yang memiliki License Internasional, dengan berafiliasi PADI Scuba Dive. Dia adalah pemuda asal Desa Porniti, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.
Dia memaparkan persoalan dampak dampak dan jenis jenis kerusakan karang yang berada di Wilayah Jailolo dan Loloda yang menduga bahwa hal tersebut mengunakan bom.
Diketahui Tommy adalah ketua Communitas “Babua divers Community” dan komunitas tersebut berjumlah sebanyak 20 orang lebih yang aktiv dalam menyelam sebanyak 15 orang yang bersertifikat, selain itu komunitas tersebut tergabung diantaranya TNI/Polri dan Nelayan Pesisir serta PNS dari enam orang perempuan dan empat belas laki laki.
Kepada Media ini Tommy menyatakan, bukan aktivitas yang mereka temukan, akan tetapi dampak dampak dan akibat aktivitas tersebut, banyak kerusakan serta bekas bekas bekas serpihan bom kaya (seperti) serpihan botol botol kaca, di lokasi kerusakan. Jum’at 29 Maret 2024.
“Mereka kalau melihat kami penyelam datang pasti langsung kabur, dan kami juga tidak curiga di karenakan aktivitas mereka kan seperti Nelayan pada umumnya dengan desain kapal yang sama,”katanya.
Tommy menyebutkan, bahwa untuk melihat secara langsung aktivitas tersebut pihaknya belum pernah melihat, akan tetapi dampak dampak dan jenis jenis kerusakannya, ia bisa katakan bahwa dampak tersebut itu mengunakan bom.
“Karena saya berkecimpung di industri diving, dan keseharian saya tahu dan hafal kondisi kondisi karang karang di seputaran laut Jailolo. Saya seorang penyelam profesional,yang memiliki License Internasional, dengan berafiliasi PADI Scuba Dive, jadi untuk lokasi lokasi di wilayah Teluk Jailolo sampai Loloda saya sudah hafal dan Familiar,”ungkap dia.
“Memang ada beberapa kerusakan di akibatkan oleh jangkar kapal nelayan dan lain sebagainya tetapi penyebaran dan jenis kerusakan bisa kita ketahui, begtu juga dengan jika terkena bom,” imbuhnya.
Tommy bilang, ada perbedaan perbedaan jenis jenis kerusakannya serta penyebaran kerusakannya.
“Kalau bom jenis kerusakannya karang karang akan hancur serta ada lubang berdiameter sekitar 20-50 cm, tergantung kedalam lokasi pengeboman, kalau semakin dalam otomatis lubangnya tidak terlalu dalam,” cetusnya.
“Dan di sekitar lokasi bom kalau pas torang turun menyelam dan ada dorang (OTK) baru beberapa jam dorang bom dan meninggalkan lokasi, biasanya torang temukan sisa sisa ikan mati,” imbuhnya.
Tommy mengatakan, untuk penyelamatan/ konservasi sudah mereka lakukan, mereka juga punya komunitas selam yang terdiri dari 20 an anggota.
“Kami sudah melakukan konservasi karang bersama pemerintah Desa, Masyarakat pesisir dalam hal ini Desa Guaria serta sosialisasi dampak bom dan penyelaman mengunakan kompresor,” terangnya.
Dikatakan Tommy, mereka juga berkerjasama dengan Bank Indonesia, untuk melakukan penanaman karang di depan pantai Bobanehena. tepatnya di Jalbon.
“Harapannya agar sekiranya ada perhatian khusus bagi mereka untuk tindak secara aturan yang berlaku agar tidak terjadi hal demikian secara berulang ulang,” harapnya.
Tommy juga menyarankan bahwa adanya support pemerintah Daerah agar sekiranya memberikan bantuan kepada mereka yang mau berubah, dalam bentuk alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan serta kapal tangkap ikan agar mereka tidak melakukan hal demikian lagi.
“Semoga ada perhatian khusus untuk bawah laut Jailolo – Loloda agar dapat terpelihara dan terjaga,” tutupnya.(*)
Penulis : Riski
Editor. : S.S.Suhara