KEMENTERIAN Agama mencetak sejarah baru dengan memecahkan dua rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam kegiatan penulisan Mushaf Nusantara pada Rabu (19/03/2025). Penganugerahan rekor yang pertama, dalam waktu hanya 10 jam, sebanyak 365 kaligrafer dari 30 provinsi secara serentak berhasil menyelesaikan penulisan mushaf Nusantara. Prestasi luar biasa ini menjadikannya sebagai proyek penulisan mushaf tercepat dan melibatkan jumlah kaligrafer terbanyak.
Selain kecepatan dan skala penulisan yang belum pernah terjadi sebelumnya, Mushaf Nusantara juga memecahkan rekor kedua dengan keunikannya dalam seni iluminasi. Mushaf ini memiliki 106 corak iluminasi atau hiasan pinggir, yang menggambarkan ragam warisan budaya dari 30 provinsi di Indonesia, untuk Wilayah Maluku Utara ditampilkan iluminasi dengan motif Salawaku. Setiap corak mencerminkan kekayaan budaya lokal, menjadikan Mushaf Nusantara sebagai simbol kesatuan dalam keberagaman.
Corak iluminasi dalam Mushaf Nusantara bukan sekadar hiasan, tetapi juga membawa pesan mendalam tentang persatuan dalam keberagaman. Keanekaragaman motif ini mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, bahwa meskipun berasal dari budaya yang berbeda-beda, kita tetap satu sebagai bangsa Indonesia
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku Utara, H. Amar Manaf, sangat mengapresiasi atas keberhasilan kegiatan penulisan Mushaf Nusantara ini. Beliau berharap kegiatan ini bisa menjadi momentum dan pelajaran penting bagi generasi penerus untuk semakin mencintai seni kaligrafi dan memahami makna Al-Qur’an lebih dalam.
Lebih lanjut, Kakanwil berharap karya monumental ini bukan hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi dunia Islam dalam melestarikan seni kaligrafi. Dengan sentuhan khas budaya Nusantara, Mushaf ini tidak hanya menjadi kitab suci untuk dibaca, tetapi juga karya seni yang menggambarkan identitas bangsa.
Dengan keberhasilan memecahkan dua rekor MURI sekaligus, Mushaf Nusantara menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tidak hanya kaya akan keberagaman budaya, tetapi juga mampu menciptakan karya besar dalam dunia Islam. Ke depan, diharapkan pencapaian ini dapat membuka jalan bagi lebih banyak inovasi dalam bidang penulisan Al-Qur’an dan seni kaligrafi di Indonesia.(*)