Balitbangda Malut Sebut Stunting Salah Satu Penyebab KDRT

Fungsional Penelitian Balitbangda Malut, Ichwan Hamzah

PIKIRANPOST.COM–Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Maluku Utara menyampaikan masalah stunting menjadi salah satu penyebab adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Hal itu diketahui usai agenda Focus Group Discusion (FGD) bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Akademisi Unkhair Ternate, dan OPD lintas sektor di Malut Selasa (19/12) di Kota Ternate.

Berdasarkan data Kemenkes, prevalensi angka stunting Malut tahun 2022 mencapai 26,1 persen, sehingga masih diatas rata-rata nasional yaitu 21,6 persen.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukan, provinsi Malut berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 4,5 persen dari angka 24,5 persen pada tahun 2021 menjadi 20 persen pada tahun 2022.

Fungsional Penelitian Balitbangda Malut, Ichwan Hamzah kepada wartawan mengatakan pembahasan mengenai stunting ternyata akar permasalahannya adalah masalah makanan, terutama pertanian.

“Karena memang dengan kekurangan makanan pasti secara langsung berdampak pada stunting. Dimana kekerasan itu disebabkan oleh karena ketiadaan makanan akibat faktor ekonomi atau kemiskinan,” ungkapnya.

Stunting ialah satu masalah yang digaris bawahi dari hasil FGD tadi, untuk itu pihaknya meminta harus ada kolaborasi antara elemen-elemen pemangku kepentingan di daerah.

Dalam hal ini misalnya dari Dinas DP3A, Pemda lewat pendanaan, keterlibatan sekolah-sekolah dan juga lembaga-lembaga LSM (lembaga swadaya masyarakat).

“Mereka inilah adalah mitra-mitra kerja untuk berkolaborasi sehingga kekerasan dan pemberdayaan perempuan itu bisa berjalan sebagaimana yang kita harapkan,” tandasnya.

Terpisah, Dekan Fakultas Pertanian Unkhair Ternate, Lily Ishak, dalam sesi diskusi menyampaikan perguruan tinggi siap untuk membangun kualitas sumber daya manusia di Maluku Utara.

“Insha Allah saya yakin kalau perempuan-perempuan kita dididik diberi pengetahuan dan pelatihan seperti menu-menu apa yang perlu diberikan untuk anak-anak,” tuturnya.

“Tidak usah beras kita di Malut inikan salah satu penyumbang inflasi adalah beras, ayo kita kembali ke budaya kita seperti makanan kebun, yaitu Kasbi (Ubi), Pisang, Batata (Ubi jalar), Keladi dan Sukun,” ucapnya menutup.(*)

Penulis : Ihdal Umam
Editor : S.S Suhara

banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *