Untuk Terbitkan Alquran Terjemahan Bahasa Ternate, IAIN Ternate Teken MoU Dengan Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi

Rektor Prof Radjiman Ismail didampingi Warek Tiga Dr. Mubin Noho bersama Prof. Dr. H. Muh. Isom selaku Kepala Pusat Litbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi, memperlihatkan dokumen MoU usai bubuhkan tandatangan 

PIKIRANPOST.COM– Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Maluku Utara secara resmi telah melakukan perjanjian kerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Kementerian Agama.

Perjanjian kerjasama yaitu untuk penerjemahan Alquran dalam bahasa daerah (Ternate red) telah dituangkan dalam Memorandum Of Understanding (MoU). Penandatangan MoU itu dipusatkan di lantai dua Rektorat IAIN Ternate pada Rabu (28/2/2024).

Turut hadir dari pihak Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Kementerian Agama yakni Prof. Dr. H. Muh. Isom selaku Kepala Pusat Litbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi, Nurrahmah selaku Analis Kebijakan, Endang Kartikarini, Penyusun Laporan Keuangan, Jerry Hendra Jaya, Analis Kebijakan dan M. Rois Maulana, Statistisi. Sementara dari IAIN Ternate, Rektor IAIN Ternate Prof Radjiman Ismail, para Warek, Dekan, Direktur Pascasarjana Dr.Samlan Hi. Ahmad, Kepala Biro AUAK Syami Muhamad.

Rektor IAIN Ternate Prof Radjiman Ismail dalam sambutannya mengatakan, satu bulan lalu telah dilakukan pertemuan dan dari hasil pertemuan itu telah dijajaki untuk menindaklanjuti kerjasama antara kedua lembaga yakni IAIN Ternate dan Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Kementerian Agama Republik Indonesia.

“Dan dari ditindaklanjutinya adalah dengan dilakukan kegiatan penerjemahan Alquran dalam bahasa daerah dalam hal ini bahasa Ternate. Dan Alhamdulillah kami berterima kasih karena ini kegiatan yang sangat luar biasa,”katanya.

Prof Radjiman Ismail yang juga selaku Ketua Ikatan Alumni IAIN Ternate berharap, niat baik untuk menghasilkan karya luar biasa tersebut, untuk segera diwujudkan dalam waktu yang tidak lama, olehnya itu butuh dukungan dan support dari civitas akademika IAIN Ternate (tim red)

“Kami sangat berharap bapak ibu, kita maksimal kan untuk memberikan support karena ini kegiatan yang karena Alquran ini selain membaca dan perlu kita mendekatkan kepada Ummat Islam. Orang yang kita tarik juga dalam penerjemahan Alquran dalam bahasanya ibunya,”jelas dia.

Lebih jauh mantan Dekan FTIK itu, bilang, di Maluku Utara yakni berdasarkan hasil penelitian terdapat 24 bahasa daerah yang berbeda-beda, dari sekian orang (warek, dekan, red) yang berada dalam ruang ini bahasanya juga berbeda-beda.

Olehnya itu, dengan program penerjemah Alquran dalam bahasa daerah terutama bahasa Ternate, dengan waktu diberikan selama 8 bulan, diharapkan dengan optimal dapat dikerjakan dengan baik.

“Kita diberi waktu selama 8 bulan untuk menyelesaikan tanggungjawab ini, untuk 30 juz ya. Nanti sebelum kita lanjut pada penerjemahnya nanti kita sepakati dulu dalam beberapa hal sehingga penafsirannya dan penerjemahannya tidak ada perbedaan-perbedaannya,”harapnya.

Sementara Kepala Pusat Litbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Kementerian Agama, Prof. Dr. H. Muh. Isom dalam sambutannya berharap pihaknya selalu bekerja sama dengan kampus.

Pasalnya, Lektur Khanazah Keagamaan dan Manajemen Organisasi kordinasinya terutama di bidang penerjemahan Alquran ke dalam bahasa daerah , penilaian buku pendidikan agama dan penelitian  jurnal Lektur.

“Dan Alhamdulillah di Lektur sekarang sudah menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa daerah itu ada 26. Untuk Alquran terjemahan ke bahasa daerah misalnya Bugis Makassar, Batak, Cirebon, Aceh, Tolaki dan lainnya sudah selesai dan rencananya tahun ini ada empat daerah yakni Ternate, Kupang, Betawi dan Palangkaraya,”kata dia.

Lebih lanjut kata Prof. Dr. H. Muh. Isom yang juga pernah mengajar di STAIN/IAIN Ternate tahun 2005 lalu itu bahwa, apa yang dikerjakan adalah sesuai dengan nomenklatur dimana lembaga yang ia pimpin. Ia menjelaskan, Lektur adalah lebih mengarah kepada kemajuan kebudayaan Nusantara diantaranya adalah bahasa daerah.

“Kita ingin bahasa daerah yang menjadi kekayaan khazanah intelektual kita itu tidak hilang, maka caranya adalah penerjemahan kitab suci ke dalam bahasa daerah dan sementara ini kita fokus terjemahan Alquran dalam bahasa daerah. Dan untuk terjemahan kitab injil juga sudah ada, mereka dari PGI yang menerjemahkan” “papar dia.

Lebih jauh, dirinya menjelaskan, untuk konservasi budaya dan kemajuan budaya salah satunya adalah konservasi bahasa sebab, lanjut dia, ada bahasa yang sudah mulai punah misalnya bahasa Gayo, hal itu disebabkan karena banyak orang-orang Gayo yang bermigrasi, urbanisasi dan proses kawin Mawi sehingga lambat laun mereka tidak lagi tahu bahasa ibunya.

“Ada undang-undang kemajuan kebudayaan nomor 5 tahun 2017. Kita diperintahkan dalam Undang-Undang itu untuk melakukan kemajuan kebudayaan diantaranya bahasa daerah,kita terjemahkan Alquran dalam bahasa daerah,”jelas dia.

Untuk hasil penelitian dikatakannya sudah banyak terkumpul oleh Lektur, tinggal saja di kontekstualisasi kan saja ke zaman kekinian, sebab dalam memajukan kebudayaan, lanjut dia ada 10 yang perlu dipelihara, konservasi dan perlu di kontekstualisasi kan zaman saat ini. Yakni, tradisi lesa, manuskrip, ritus, seni budaya, bahasa , permainan rakyat tradisional dan olahraga tradisional.

“Itu yang menjadi tugas pokok kami untuk 10 program kemajuan kebudayaan harus segera ditargetkan kembali salah satunya adalah bahasa karena bahasa adalah identitas bangsa,”tutur dia.(*)

Penulis : Redaksi

Editor   : S.S.Suhara

banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *