Oleh: Fahrul Abd Muid/Penulis adalah Dosen IAIN Fakultas Ushuluddin & Sekretaris ICMI Kota Ternate
DALAM FORUM DISKUSI yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Ternate di Kedai Coffié Sabeba pada 7 Mei 2024 dan dihadiri oleh banyak orang yang memiliki latar belakang pengalaman yang berbeda, baik dalam pendidikan dan organisasi karena memang diskusi ini bersifat terbuka untuk umum.
Diskusi ini pun dinamakan dengan “Bacarita Bersama Para Tokoh” yaitu, pertama adalah Dr. Abubakar Abdullah, M.Si yang merupakan tokoh akademisi, birokrasi dan sang aktivis tulen yang mengalir dalam dirinya. Kedua adalah Ishak Naser, SE yang merupakan tokoh politik karena yang bersangkutan sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku Utara yang terbilang sangat mumpuni dalam memahami berbagai macam regulasi sebagai dasar hukum yang digunakan dalam menata-kelola untuk urusan pemerintahan.
Ketiga adalah Drs. M. Syahril Abdurrajak yang merupakan tokoh birokrasi karena yang bersangkutan adalah sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Halmahera Barat. Dan ketiga tokoh tersebut datang dalam diskusi ini secara langsung dengan penampilan pakaiannya yang sangat berbeda dan gaya mereka pun memiliki ciri khas yang berbeda ketika datang pada arena diskusi dan saat menyapa peserta diskusi pada malam itu.
Masing-masing dari ketiga tokoh publik ini memiliki daya tarik tersendiri saat tampil memberikan ide, gagasan dan pemikirannya ketika mereka tampil menyampaikan penjelasan tema diskusi tentang “Peta Jalan Ternate Masa Depan”.
Tokoh sekaliber Dr. Abubakar Abdullah, M.Si yang sangat masyhur (terkenal) dan lebih ma’ruf (memiliki integritas) dalam menyampaikan ide, gagasan, dan pemikirannya pada forum diskusi itu.
Menurutnya, bahwa dalam membangun Kota Ternate Masa Depan titik krusialnya adalah terletak pada problem tentang kebijakan (policy) fiskal yang harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah Kota Ternate. Kebijakan fiskal adalah serangkaian tindakan pemerintah Kota Ternate untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan daerah yang setiap tahunnya tidak boleh mengalami defisit yang luar biasa.
Kata Dr. Abubakar Abdullah, bahwa tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencapai stabilitas atau keseimbangan pendapatan versus pengeluaran, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan mengatasi masalah seperti ketimpangan pendapatan dan pengangguran di Kota Ternate.
Maka, komitmen pemerintah Kota Ternate harus tinggi pada aspek yang sangat vital ini dan tidak boleh main-main dalam membuat kebijakan fiskal ini kawan!
Tokoh yang satu ini, dalam menyampaikan idenya dihadapan peserta diskusi bahwa meskipun ada beberapa pilihan dalam kebijakan fiskal, seperti berimbang, surplus, defisit, dan dinamis, namun adanya instrumen kebijakan fiskal yang bisa digunakan oleh pemerintah Kota Ternate antara lain. Pertama, mengatur pengeluaran publik atau belanja proyek untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di Kota Ternate.
Kedua, memberikan subsidi untuk industri tertentu di Kota Ternate. Ketiga, menerapkan kebijakan pajak, karena jangan sampai kita lupa bahwa pajak ini adalah salah satu sumber pendapatan Kota Ternate. Ketiga, menerapkan kebijakan utang, karena memang pemerintah dapat menggunakan kebijakan ini untuk mengatur pembiayaan publik.
Hal ini pemerintah dapat meminjam dari pasar keuangan atau meluncurkan obligasi pemerintah untuk membiayai proyek-proyek atau membayar defisit anggaran daerah. Jika hal ini menjadi kebutuhan mendesak dan tidak ada pilihan lain untuk dilakukan, tetapi kebijakan yang diambil harus transparan dan akuntabel.
Maka, menurut Dr. Abubakar Abdullah, M.Si, jika kebijakan fiskal ini diatur sedemikian rupa bagusnya, maka semua hal kita bisa kerjakan untuk pembiayaan pembangunan, baik infra-struktur dan pelayanan kebutuhan dasar warga Kota Ternate karena memang adanya ketersediaan anggaran dalam APBD Kota Ternate.
Sehingga hal ini benar-benar harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah Kota Ternate yaitu tidak boleh terjadi peristiwa krisis keuangan daerah, maka sedari awal harus ditangani dengan kebijakan yang strategis agar dalam tata kelola pemerintahan Kota Ternate dapat terhindar dari krisis keuangan daerah yang berimplikasi terhadap melambatnya pembangunan Kota Ternate menjadi Kota Ternate yang Futuru (kuat).
Pemerintah Kota Ternate harus memasang target yang rasional untuk selalu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)-nya. Adanya sebuah terobosan yang luar biasa yang dilakukan oleh Walikota Ternate terpilih untuk meningkatkan fiskal Kota Ternate agar selalu stabil atau terjadinya rasio keseimbangan.
Kedepannya, pemerintah Kota Ternate sudah harus berani mendesain agar Kota Ternate harus bertranformasi menjadi Kota modern (smart city) yang menerapkan sistem digitalisasi pada semua sektor, sehingga memang harus dibutuhkan sosok Walikota Ternate yang memiliki kemampuan berinovasi yang tinggi untuk memajukan Kota Ternate menjadi Kota yang setara dengan Kota-Kota yang lain di Indonesia.
Menurut Dr. Abubakar Abdullah, M.Si, bahwa hari ini kita diperhadapkan pada problem yang tidak kalah pentingnya juga yaitu isu tentang lingkungan hidup yang menjadi problem tersendiri yang dialami secara langsung oleh warga Kota Ternate. Katakanlah problem pengaturan sampah yang lagi-lagi belum kunjung selesai dalam penanganannya oleh pemerintah Kota Ternate yang berjalan hari ini.
Maka, menurut laki-laki yang selalu dipanggil dengan AKA ini, bahwa kata kuncinya adalah terletak pada manejemen pengelolaan sampah yang harus diperbaiki secara totalitas dari hulu sampai hilir, sehingga pengelolaan sampah di Kota Ternate harus menjadi skala prioritas untuk ditangani secara modern.
Tapi harus diingat, bahwa salah satunya adalah menjadikan nilai-nilai kultur (budaya) dan nilai-nilai teologis yang wajib hukumnya di harmoniskan dalam pembangunan Kota Ternate, sehingga nilai-nilai keberkahan dalam pembangunan Kota Ternate selalu ada karena adanya komitmen yang tinggi dari sang Walikota Ternate untuk memadukan antara nilai-nilai kultur (budaya) dengan nilai-nilai teologis saling menguatkan.
Adanya kesadaran yang tinggi juga bagi warga Kota Ternate agar tertib dan disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya, dan taat terhadap manejemen kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Kota Ternate tentang pengelolaan sampah ini.
Pada aspek mengukur tingkat kemajuan pendidikan di Kota Ternate, maka wajib hukumnya mutu pendidikannya selalu berada pada tingkat teratas. Kata kuncinya disini adalah pemerintah Kota Ternate harus memiliki data yang valid tentang perkembangan tata kelola pendidikan oleh dinas terkait, sehingga begitu di cek pada data nasional untuk Kota Ternate, maka terbaca dalam data nasional bahwa perkembangan dunia pendidikan di Kota Ternate mengalami peningkatan yang signifikan.
Dr. Abubakar Abdullah, M.Si, dalam closing statementnya berkata, bahwa desain Peta Jalan Ternate Masa Depan (PJTMD) harus menjadi “branding” yang bersifat “wa bil khusus” yang dimiliki oleh Kota Ternate.
Sehingga untuk mewujudkannya, dianjurkan untuk senantiasa mendengarkan masukan atau kontribusi pemikiran bagi semua pihak untuk dilibatkan dalam membuat Peta dimaksud, terutama pelibatan masyarakat Kota Ternate yang cerdas dari elemen akademisi dan Komunitas kreatif yang ada di Kota Ternate agar pembangunan Kota Ternate kedepannya dapat berjalan secara maksimal yang tentunya bersifat Kolaboratif (at-Ta’awun).
Menyusun Peta Jalan Ternate Masa Depan (PTJMD) harus berdasarkan pada kesepakatan (muttafaqun ‘alaihi), baik kesepakatan tentang Kota Ternate ini mau menuju kemana, tentang kesepakatan Ternate yang akan dirancang menjadi Kota apa, dan kita harus mensinkronisasikan suara dari warga Kota Ternate itu yang penting.
Karena memang, bahwa pemerintah Kota Ternate mempunyai fungsi yang strategis untuk pembangunan Kota Ternate masa depan yang lebih maju dan modern (smart city). Karena, pertama, pemerintah Kota Ternate menjadi Regulator, agar supaya meminimalisir konflik atau gesekan yang tidak produktif.
Kedua, pemerintah Kota Ternate menjadi Integrator yang artinya, bahwa pemerintah Kota Ternate wajib hukumnya untuk menyatukan semua elemen masyarakat dan potensi yang ada di Kota Ternate menjadi sebuah kekuatan, dan ketiga, pemerintah Kota Ternate harus menjadi Fasilitator yang terbaik, karena Kota Ternate memiliki Sumber Daya Rempah yang termasyhur, apalagi jika dilihat dari sisi tarikhiyyah (historical) yang kedepannya harus dilakukan oleh pemerintah Kota Ternate adalah pengembangan SDM di Kota Ternate yang lebih kuat (Futuru).
Laki-laki Aka mengatakan, karena kita ingin berpesan kepada dunia, bahwa Ternate memiliki akar kebudayaan (hadharah) rempah (cengkeh dan pala) yang diakui oleh dunia internasional. Dan kita tidak mau bahwa kebudayaan rempah kita bukan sekedar produk yang biasa-biasa saja, tapi ini adalah kebudayaan (hadharah) kita yang memiliki ciri khas tersendiri dan tidak dijumpai di Kota-kota yang lain di Indonesia dan dunia.
Sehingga Peta Jalan Ternate Masa Depan ini bisa menyatukan semua elemen, keberagaman, dan tentunya kita bersama (berkolaborasi) untuk mengupayakan agar Ternate ini menampilkan wajahnya yang Futuru untuk kedepannya lebih maju yang kita harus perlihatkan kepada Indonesia dan Dunia. Inilah wajah Ternate Futuru yang mampu membaca dunia, dan wajah Ternate Futuru ini dapat di baca oleh dunia.
Tapi pada saat yang sama kita wajib memelihara tradisi yang lama yang dianggap baik di Kota Ternate, dan kita mengambil tradisi baru yang dianggap memiliki nilai-nilai yang mashlahah untuk memajukan Kota Ternate. Dalam kaidah ushul fiqih mengatakan “al-muhafadzatu ‘ala al-qadiim al-shaalih wa al-akhadzu bi al-jadiid al-ashlah”. Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat. Wallahu ‘alam bishshawab.(*)