SETIAP TAHUN, ketika bulan suci Ramadhan tiba, umat Muslim di seluruh dunia bersiap menyambut datangnya bulan yang penuh berkah ini. Namun, bagaimana rasanya merayakan Ramadhan ketika berada di tanah asing? Berikut adalah sebuah kisah tentang pengalaman menjemput Ramadhan di tempat yang jauh dari rumah.
Keterasingan di Tanah Asing
Menginjakkan kaki di tanah asing tentu membawa sejumlah tantangan, terlebih saat bulan suci yang penuh makna ini tiba. Suasana terasa berbeda tanpa kehadiran keluarga dan sahabat untuk berbagi momen berbuka puasa dan sahur. Namun, saat Ramadhan tiba, hati ini merasa terhubung dengan ribuan bahkan jutaan jiwa di seluruh dunia yang juga melaksanakan ibadah puasa. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini mengingatkan kita tentang tujuan utama puasa, yaitu untuk mencapai ketakwaan, tidak peduli di mana kita berada.
Menyambut Bulan Suci
Seperti layaknya tradisi di tanah air, sambutan Ramadhan di tanah asing juga tidak kalah meriah. Dalam rangka menyambut bulan suci ini, banyak komunitas Muslim yang mengadakan acara bersama. Dari kegiatan berbagi takjil hingga mengadakan pertemuan untuk sahur, semua menjadi momen berharga untuk membangun persaudaraan.
Berbuka Puasa Bersama
Di sebuah kafe kecil yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya umat Muslim, suasana berbuka puasa begitu semarak. Di meja panjang, berbagai hidangan disajikan. Aromanya menggugah selera, mulai dari makanan khas hingga masakan lokal yang telah diadaptasi. Meskipun terpisah dari rumah, berbuka puasa bersama teman-teman baru memberikan rasa kehangatan dan kebersamaan yang tak kalah dari keluarga.
Ikatan yang Terjalin
Satu hal yang menarik di Ramadhan adalah ikatan yang terjalin di antara sesama individu yang menjalankan ibadah puasa. Percakapan bisa berlanjut hingga larut malam, mengenali latar belakang satu sama lain, berbagi cerita tentang tradisi Ramadan di negara masing-masing, dan saling memberi dukungan dalam menjalani ibadah puasa.
Momen Refleksi dan Syukur
Seiring berjalannya bulan Ramadhan, momen-momen refleksi sering kali hadir. Setiap malam, setelah tarawih, saat-saat tenang ini dimanfaatkan untuk bermunajat dan merenungkan makna kehidupan. Menyadari bahwa meskipun jauh dari rumah, Allah selalu dekat, membantu hati ini untuk tetap merasakan kedamaian. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia meminta kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Kesimpulan
Menjemput Ramadhan di tanah asing mungkin memiliki tantangan tersendiri, namun setiap tantangan itu membawa pelajaran dan pengalaman berharga. Bulan suci ini menjadi kesempatan untuk membangun ikatan baru, berbagi cinta, dan merayakan keberagaman. Dengan semangat dan rasa syukur, Ramadhan di tanah asing bisa menjadi salah satu kisah terindah dalam hidup kita. (*)