PIKIRANPOST.com–Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku Utara diminta untuk memperhatikan pendidikan di Halmahera Tengah terutama dalam pendistribusian guru.
Pasalnya, ada sebuah sekolah SMA di Desa Masure Kecamatan Patani Timur Halteng terpaksa harus ditutup lantaran tak memiliki guru untuk mengajar.
“Berbicara tentang pendidikan, maka selalu dikaitkan dengan seorang guru, sebab, guru adalah ujung tombak pendidikan sebuah bangsa. Guru merupakan elemen penting dalam pendidikan, dan pendidikan adalah kunci penting untuk pengembangan setiap individu dan pembangunan suatu bangsa ke depan,”kata Ketua Bidang PTKP FORMMALUT SE Jabotabek, Rizal Damoli kepada media ini, Selasa (20/9)
Dia bilang, dengan sistem pendidikan yang tepat termasuk di dalamnya guru, akan tercipta generasi penerus yang unggul. Baik dari segi kecerdasan, kreativitas, maupun karakter.
Namun, sayangnya, Maluku Utara kata dia, memiliki potret buram terkait guru. Pasalnya, baru-baru ini, di Maluku Utara kembali dihebohkan dengan pemberitaan seputar isu kekurangan guru.
Seperti terjadi di Kecamatan Patani Timur, Kabupaten Halmahera Tengah. Ada beberapa sekolah yang memang dari tahun ke tahun selalu kekurangan tenaga pengajar atau guru.
“Misalnya terjadi di SMA Aliyah Desa Masure Patani Timur sebelum adanya Aliyah Minalwatan harus ditutup karena memang kekurangan tenaga pengajar dan masalah klasik itu masih saja terjadi,”ungkap dia
Dia bilang, dengan sistem pendidikan yang tepat termasuk di dalamnya guru, akan tercipta generasi penerus yang unggul. Baik dari segi kecerdasan, kreativitas, maupun karakter.
Namun, sayangnya, Maluku Utara kata dia, memiliki potret buram terkait guru. Pasalnya, baru-baru ini, di Maluku Utara kembali dihebohkan dengan pemberitaan seputar isu kekurangan guru.
Seperti terjadi di Kecamatan Patani Timur, Kabupaten Halmahera Tengah. Ada beberapa sekolah yang memang dari tahun ke tahun selalu kekurangan tenaga pengajar atau guru.
“Misalnya terjadi di SMA Aliyah Desa Masure Patani Timur sebelum adanya Aliyah Minalwatan harus ditutup karena memang kekurangan tenaga pengajar dan masalah klasik itu masih saja terjadi,”ungkap dia.
Menurut dia, permasalahan krisis guru ini sangat urgen untuk diselesaikan. Untuk itu, pendistribusian kuantitas guru perlu disesuaikan dengan kebutuhan guru untuk setiap sekolah di setiap daerah. Yang juga tak kalah penting adalah memperhatikan kualitas guru, meliputi kompetensi dan kecakapan.
Kemudian, kesejahteraan (tunjangan) jangan sampai terbatas kecil dan terlambat dibayar. Karena dapat menurunkan profesionalitas seorang Guru.
“Guru memang pahlawan tanpa tanda jasa, tapi bukan berarti kita lantas mengabaikan kesejahteraan mereka. Pemberian fasilitas dan tunjangan bisa menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut,”jelas dia.
Pria asal halteng yang menempuh pendidikan di Jakarta itu berharap kepada pemerintah daerah dan pemangku kebijakan lainnya agar permasalahan tersebut, menjadi perhatian serius dan hal itu menjadi tanggungjawab bersama sehingga pemerataan guru di halteng dan daerah lain di Maluku Utara dapat terdistribusi dengan baik.
Seraya mengutip kata bijak dari seorang Nelson Mandela. Menurut tokoh asal benua hitam itu bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.
“Ya, pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan kita. Bahwa setiap manusia, setiap bangsa, berhak mendapatkan dan berharap untuk berkembang dalam pendidikan,”pungkas dia.(tim)