Mengenal Lebih Dekat Dadang Yusup Wakano, Sang Aktivis Lingkungan Yang Kini Terjun ke Dunia Politik

Dadang Yusup Wakano, calon anggota DPRD Kota Ternate 

DADANG LENGKAPNYA DADANG YUSUP,teman-temannya di Universitas Hasanuddin (UNHAS) maupun aktivis di HMI cabang Makassar, serta para aktivis lingkungan hidup di Sulawesi Selatan memanggilnya Dadang Yusup.

Sementara, bagi masyarakat di lingkungan Torano, dan Simpang Lima Kelurahan Marikurubu, serta para pemuda di Kelurahan Tongole Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara, lebih familiar memanggilnya Dadang.

Ia merupakan anak semata wayang dari pasangan Dahlia Wakano dan Rahima Kandope. Ayahnya berasal dari kota Masohi Provinsi Maluku, yang tak lain merupakan pensiunan pegawai di Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) kota Ternate. Sementara sang ibunya berasal dari Ternate, tepatnya di lingkungan Torano kelurahan Marikurubu, juga tercatat sebagai PNS pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Ternate.

Memiliki orangtua berlatar belakang pekerjaan di PDAM dan DLHK, memantik pemuda kelahiran 27 november 1993 ini mulai jatuh hati pada dunia lingkungan hidup. Sehingga, walaupun semenjak berada di bangku SMA, dikenal sebagai siswa berprestasi di bidang Teknologi Informasi (TI) karena berhasil mengharumkan nama SMAN 4 kota Ternate pada event rakit komputer di kota Ternate.

Namun, tak lantas membuat dirinya memilih menekuni bidang Teknologi Infromasi. Lantaran kecintaan pada lingkungan hidup, membuat ia memantapkan pilihan melanjutkan studi di Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar pada jurusan Teknik Sipil Prodi lingkungan.

Karena berhasrat menjadi aktivis yang concern pada lingkungan, sehingga kala berada di bangku SMA ia gemar berorganisasi. Selain aktif sebagai pengurus OSIS pada SMAN 4 kota Ternate, ia juga berkiprah di organisasi Pramuka.
Belajar pada dua organisasi inilah, yang kemudian mengantarkan suami dari Nurul Aiyun ini untuk berkecimpung pada organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan sebagai aktivis pada dua Yayasan Lingkungan Hidup di kota Makassar. Yayasan tersebut yakni, Yayasan Peduli Negeri dan Yayasan Lestari Mulia.

Kepedulian pada lingkungan, membuat alumni SMPN 1 kota Ternate ini cukup dikenal sebagai salah satu aktivis lingkungan yang kerap terlibat pada kegiatan-kegiatan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

Aktif pada dua yayasan peduli lingkungan tersebut, membuat namanya cukup dikenal bagi teman-teman mahasiswa di UNHAS Makassar, hingga membawa dirinya bergabung pada organisasi KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) Cabang Makassar.

Sebagai aktivis lingkungan, sosok yang dikenal jujur dan berhati mulia ini, mulai tercetus ide untuk mengedukasi masyakarat di kota Ternate soal menjaga lingkungan, dan mengelola sampah demi menghasilkan uang untuk jajanan anak-anak.

Hal ini seperti ia dan teman-teman sesama aktivis lingkungan lakukan di Makasar, yakni membangun kesadaran masyarakat dengan membuat bank sampah, yakni Komposter Aerob, di mana sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi kompos, yang nantinya mendatangkan manfaat pada tanaman di pekarangan rumah maupun kebun, serta mengelola sampah untuk mendatangkan uang.

Kiprah sebagai aktivis lingkungan semenjak 2011 sampai 2017 di kota Makassar, membuat alumni SDN Inpres Marikurubu ini dikenal banyak kalangan, hingga ditawari bekerja pada Perusahaan Minyak dan Gas di Provinsi Kalimantan. Namun, ia lebih memilih kembali pulang ke Ternate, lantaran sebagai anak semata wayang, sehingga sang ibunya begitu cemas jika bekerja di daerah yang berjauhan dengan Ternate.

Setelah resmi menyelesaikan pendidikan S-1 di UNHAS Makassar pada 2017, ia memilih memenuhi permintaan sang ibu untuk kembali ke Ternate, dan mengabaikan tawaran bekerja di Kalimantan. Di Ternate, tepat pada tahun 2018, ia bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Ternate.

Walaupun merasa nyaman di dinas PU, namun sejumlah teman aktivis lingkungan di Makassar, menyarankan kepada dirinya untuk mengabdikan diri pada Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara, mereka menyarankan demikian, karena menganggap di BPPW memiliki cakupan kerja yang cukup luas.

Sehingga, selain menjalani rutinitas kantor, pada saat-saat tertentu, kala terlibat pada kegiatan survei lokasi di wilayah kabupaten/kota, dapat dimanfaatkan untuk mengedukasi warga soal membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Menyanggupi saran dari sesama aktivis lingkungan, membuat ia memantapkan diri untuk beralih menjadi tenaga honorer di kantor Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara. Dan benar, apa yang disampaikan teman-temanya, tak kala ia ditugaskan oleh kantor melakukan pekerjaan di wilayah kabupaten dan kota, jurus edukasi kepada masyarakat soal menjaga lingkungan pun ia implementasikan di di lingkungan masyarakat.

Karena gencar melakukan edukasi, informasi soal mengedukasi masyarakat akhirnya tercium oleh teman-teman sesama aktivis lingkungan di Yayasan Lestari Mulia kota Makassar, sehingga pada tahun 2019 mereka kemudian memutuskan untuk datang di kota Ternate, mengajaknya menggelar kegiatan untuk mengedukasi masyarakat soal menjaga lingkungan dan pengolahan sampah.

Saat itu, mereka lebih memilih sejumlah sekolah dasar (SD) di kecamatan Ternate Tengah dan Pulau Ternate, untuk melancarkan kegiatan edukasi. Pilihan mereka pada sekolah SD, lantaran menurut mereka mengkonstruksi kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan harus dimulai dari anak-anak SD.

Karena, sejak dini kesadaran menjaga lingkungan telah mantap terbangun, praktis akan membekas dan menjadi kebiasaan, sehingga kelak mereka menjadi dewasa, mereka pun ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan.

Program edukasi publik yang ia dan teman-teman lakukan, akhirnya mendapat respon positif dari sejumlah sekolah dasar. Namun sayangnya, saat mereka mulai menyusun road map untuk bergerak di kabupaten dan kota di Maluku Utara, mereka terantuk pandemi covid-19, sehingga program yang telah disusun tidak bisa dieksekusi.

Di saat pandemi covid menghantam kota Ternate, ayah dari Nurul Arunika Wakano dan Syadira Wakano ini, lebih memilih melancarkan aksi sosial demi membantu meringankan beban hidup para anak-anak yatim piatu. Ia memanfaatkan penghasilannya sebagai pegawai honorer di kantor Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara untuk kegiatan sosial.

Selain kegiatan sosial menyantuni anak-anak yatim piatu, membangun kesadaran warga akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sampah terus ia lakukan. Ia memulai membangun kesadaran menjaga lingkungan dari lingkungan keluarga, seperti mengelola sampah dengan menghadirkan bank sampah mini di rumah, atau yang cukup dikenal adalah Komposter Aerob (pengolahan sampah organik).

Dari Komposter Aerob inilah kemudian berlanjut pada kegiatan edukasi warga soal pengolahan sampah. Menurut dia, apa yang ia lakukan demi memberi pemahaman kepada warga, agar mereka tidak hanya dikenal sebagai produksi sampah rumah tangga, melainkan dari sampah itulah dapat dikelolah untuk mendatangkan rupiah.

Pemahaman akan pengolahan sampah rumah tangga, ia sampaikan kepada masyarakat agar mereka dapat memahami bagaimana cara memilah sampah yang layak di buang ke bak sampah umum dan diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Takome kecamatan Pulau Ternate, serta sampah jenis tertentu dikelolah agar dapat menghasilkan uang.

Selain melancarkan aksi membangun kesadaran masyarakat terhadap sampah, sosok pemurah senyum ini juga gemar berinteraksi dengan anak-anak muda seusianya di bidang olahraga. Sehingga, kerap kali, ia tampil membawa anak-anak muda terlibat pada sejumlah pertandingan sepak bola gawang sedang di kota Ternate.

Kemudian, rutin menggelar kegiatan pertandingan sepak bola gawang sedang pada setiap momentum HUT RI, di lapangan sepak bola lingkungan pohon pala, kelurahan Marikurubu, Ternate Tengah.

Kepedulian sosial yang ia jalani, merupakan keteguhan hati pada suatu keyakinan bahwa pilihan yang diambil merupakan representasi dari kecintaan terhadap sesama. Ia memang bukan anak orang kaya raya, tapi lahir dari keluarga berlatar belakang PNS, membuat hidupnya terbilang berkecupan, dari kecukupan inilah ia ingin menghadirkan manfaat antar sesama.

Sehingga, anak-anak muda sangat menyenanginya, lantaran selain pintar bergaul, kepedulian sosial merupakan indikator utama yang membuat ia kerap diapresiasi oleh kalangan anak muda di lingkungan simpang lima, Torano, dan para pemuda di kelurahan Tongole kecamatan Ternate Tengah.

Aktif pada kegiatan sosial di masyarakat inilah, membulatkan tekadnya untuk terjun ke dunia politik. Menurut dia, jika kelak bernasib baik, maka ia lebih leluasa bergerak untuk membantu masyarakat, terlebih selalu menghidupkan gerakan anak muda di bidang olahraga maupun mendorong mereka turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang berorientasi terhadap lingkungan.

Sehingga, pada sejumlah kesempatan kerap ia sampaikan bahwa niat terjun ke dunia politik, pada hakikatnya untuk berkhidmat pada masyarakat, terlebih nantinya dapat berperan penting pada bidang lingkungan dalam membantu pemerintah mengatasi problem lingkungan dan pengolahan sampah di kota Ternate.

Selain itu, keinginan terjun di dunia politik juga dilatari oleh sikap pesimisme masyarakat di lingkungan simpang lima, serta lingkungan Torano kelurahan Marikurubu terhadap sepak terjang sejumlah politisi, yang jarang berkontribusi secara signifikan terhadap masyarakat.
Bagi semua politisi pada momentum pileg 2024 ini, tentu berkeinginan yang sama yakni mengabdi kepada masyarakat.

Namun, dilihat dari peran sosial, seorang Dadang, patut diapresiasi lebih, hal ini terlihat jelas dari sikap welas asih yang ia implementasikan di tengah-tengah masyarakat, serta berperan besar dalam menggaungkan perhatian pada bidang sosial kemasyarakatan.

Ia merupakan sosok pemuda yang bisa disebut memiliki kehidupan yang jauh lebih mapan sebelum terjun ke dunia politik. Lantaran di usia 31 tahun, ia telah memiliki rumah dan kendaraan (mobil) pribadi. Sehingga, itikad untuk terjun ke dunia politik, bukan karena berhasrat mencari keuntungan pribadi, melainkan ingin berkhidmat untuk masyarakat.

Untuk itu, patut diapresiasi kepada Partai Bulan Bintang (PBB) kota Ternate, lantaran telah menjadikan Dadang Yusup Wakano sebagai bagian dari keluarga besar partai yang dinahkodai Prof Yusril Ihza Mahendra tersebut. Karena, melihat sepak terjang Dadang sebagai sosok pemuda yang namanya begitu dekat dan melekat di hati masyarakat diyakini bakal mendatangkan keuntungan tersendiri bagi Partai Bulan Bintang.

Kini, ia tercatat sebagai salah satu calon anggota DPRD kota Ternate dapil Ternate Tengah, yang pada 14 februari mendatang bakal berjibaku dengan ratusan politisi pada kontestasi pemilihan anggota legislatif 2024, demi menuju ke gedung DPRD kota Ternate.

“Dari sisi kehidupan, saya memang bukan anak orang kaya, tapi apa yang saya miliki hingga resmi berumah tangga, boleh dibilang sudah lebih dari cukup, untuk itu itikad saya terjun ke dunia politik, sesungguhnya berangkat dari satu niat yakni berkhidmat untuk masyarakat,”tuturnya. (*)

Penulis : Red
Editor. : S.S.Suhara

banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner banner

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *