Peserta antusias mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu
PIKIRANPOST.COM– Dalam rangka mendorong program revitalisasi bahasa daerah yang berkesinambungan, Kantor Bahasa Maluku Utara kembali menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang Ke-2 di Ballroom Gamalama Sahid Bella Hotel, Kota Ternate 17-20 November 2023.
Usai membuka secara resmi FTBI, Sekertaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Ristek, Hafidz Muksin mengatakan ini menjadi kebanggaan luar biasa di Maluku Utara karena ini adalah agenda tahun kedua.
Hafidz menambahkan, ini menjadi wujud nyata, dari pemerintah provinsi maupun kabupaten kota, karena sudah sangat peduli terhadap kelestarian bahasa.
“Untuk adik-adik dan masyarakat yang saya banggakan cintailah bahasa daerah karena ini adalah warisan budaya khasanah yang kita miliki. Untuk itu harus kita jaga dan lestarikan,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Kantor Bahasa Malut, Arie Andrasyah Isa menyampaikan ada lima perwakilan peserta siswa-siswi tingkat SD dan SMP dari kabupaten kota di Malut, diantaranya Kota Ternate, Kepulauan Sula, Halmahera Barat (Halbar), Halmahera Utara (Halut), dan Halmahera Selatan (Halsel).
Kelima kabupaten kota itu, masing-masing mewakili satu bahasa, yaitu bahasa Sula, bahasa Makian Dalam di Halsel, bahasa Tobelo di Halut, bahasa Ternate di kota Ternate, dan bahasa Sahu di Halbar.
Selain itu, Arie menyebutkan, ada 19 bahasa daerah yang dipetakan Kantor Bahasa pada tahun 2019. Dimana berdasarkan hasil pengamatan dan hasil kajian empiris ada satu bahasa yang sudah punah, yaitu bahasa Ibu di Halbar.
Lanjut Arie, selebihnya bahasa daerah yang lainnya sudah mengalami kemunduran dikarena-kan penutur bahasa tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya. Pihaknya menilai hal itu disebabkan pencampuran perkawinan sehingga orang tua tidak mewariskan itu kepada anak-anaknya.
“Lebih sedihnya lagi, anak usia dini itu tidak menggunakan bahasa itu, tetapi bahasa daerah itu digunakan hanya pada usia 30 tahun keatas. Jadi mungkin penyebab lainnya juga bisa dilihat dari kesadaran dari pengguna bahasa,” ucapnya.
“Jadi inilah tugas kami untuk merevitalisasi bahasa kembali dibantu oleh para pemangku kepentingan baik dari dinas kebudayaan dan dinas pendidikan,” pungkasnya.(*)
Penulis : Ihdal Umam
Editor : S.S Suhara